Monday, December 19, 2011

Jago EKG..Gue Banget Sob..

· Konduksi aksi potensial yang melewati miokardium selama cardiac cycle menghasilkan arus elektrik yang dapat diukur pada permukaan tubuh.

· Elektroda-elektroda ditempelkan pada permukaan tubuh dan terhubung dengan suatu alat perekam yang dapat mendeteksi perubahan voltase kecil dari aksi potensial pada otot jantung.

· Elektroda-elektroda mendeteksi tambahan dari seluruh aksi potensial yang ditransmisikan melalui jantung pada setiap waktunya.

· Elektroda-elektroda tidak dapat medeteksi individual action potentials.

· Jadi alat perekam aktifitas elektrikal dari sel jantung yang diperoleh dari permukaan tubuh yang diinisiasi oleh kontraksi otot jantung untuk memompa darah ke jaringan disebut elektrokardiogran (EKG).

· Setiap defleksi pada perekaman EKG menandai adanya suatu peristiwa elektrik di dalam jantung dan berhubungan dengan suatu mekanisme berikutnya.

· EKG merupakan alat diagnostic yang mampu mengidentifikasi sejumlah kelainan-kelainan jantung.

· Analisis dari EKG dapat menentukan kelainan laju denyut jantung atau iramanya, kelainan jalur konduksi, hipertrofi atau atrofi dari bagian jantung, lokasi kira-kira kerusakan otot jantung, pembesaran ruangan jantung, ketidak cukupan aliran darah koroner, dan kelainan elektrolit.

Waktu dan Voltage

· EKG merekam voltage pada aksis vertical dan waktu pada aksis horizontal.

· Pengukuran sepanjang aksis vertical menunjukkan sumasi pada aktifasi eketrikal dari seluruh otot jantung.

· Pengukuran sepanjang aksis horizontal Measurement along the horizontal axis menunjukkan laju denyut jantung, regularitas, dan interval waktu yang dibutuhkan untuk aktifitas elektrikal untuk bergerak dari satu bagian jantung ke bagian laninnya.

· Seperti halnya setiap macam gelombang lainnya, mempunyai tiga sifat utama, yaitu:

  1. Durasi, diukur dalam seperbagian detik
  2. Amplitudo, diukur dalam milivolts (mV)

3. Komfigurasi, merupakan kriteria yang lebih subjektif sehubungan dengan bentuk dan gambaran sebuah gelombang.

clip_image002

Keterangan: Sebuah gelombang khas yang mungkin terlihat pada setiap EKG. Gelombang ini mempunyai amplitude dua kotak besar (atau 10 kotak kecil), suradi tiga kotak besar (atau 15 kotak kecil). Dan konfigurasi yang sedikit asimetrik

Kertas EKG

· Kertas EKG merupakan segulungan kertas grafik panjang kontinu, biasanya berwarna merah muda, dengan garis-garis tebal dan tipis vertical dan horizontal.

· Garis tipis membatasi kotak-kotak besar seluas 1x1 mm; garis tebal membatasi kotak besar seluas 5x5 mm.

· Sumbu horizontal mengukur waktu dimana jarak satu kotak kecil adalah 0,04 detik sedangkan jarak satu kotak besar adalah lima kotak, atau 0,2 detik.

· Sumbu vertical mengukur voltage dimana jarak satu kotak kecil sebesar 0,1 mV, dan satu kotak besar sebesar 0,5 mV.

clip_image004

Keterangan: Kedua gelombang mempunyai durasi satu kotak besar (0,2 detik), namum voltage gelombang kedua dua kali lebih besar daripada voltage gelombang pertama (1 mV berbanding 0,5 mV). Segmen datar yang menghubungkan kedua gelombang itu berdurasi lima kotak besar (5x0,2 detik = 1 detik)

Gelombang dan Garis Lurus Pada EKG

1. Setiap siklus kontraksi dan relaksasi jantung dimulai dengan depolarisasi spontan pada nodus sinus. Peristiwa ini tidak tampak pada rekaman EKG.

2. Gelombang P merekam peristiwa depolarisadi dan kontraksi atrium. Bagian pertama gelombang P menggambarkan aktivitas atrium kanan, bagian kedua mencerminkan aktivitas atrium kiri.

clip_image006

Keterangan: Komponen gelombang P

3. Sewaktu aliran listrik sampai pada nodus AV, akan timbul masa istirahat yang singkat dan gambaran EKG menjadi hilang.

clip_image008

Keterangan: Selama masa jeda ini, tidak terdeteksi aktivitas listrik

4. Selanjutnya gelombang depolarisasi ini menyebar sepanjang sistem konduksi vertikal (berkas His, cabang-cabang berkas, dan serabut Purkinje) dan keluar menuju ke miokardium ventrikel. Bagian ventrikel yang pertama kali terdepolarisasi adalah septum interventrikuler. Dan proses depolarisasi ventrikel inilah yang menimbulkan kompleks QRS.

5. Gelombang T merekam repolarisasi ventrikel. Repolarisasi atrium tidak tampak dalam rekaman EKG.

6. Berbagai segmen dan interval menyatakan jarak waktu antara peristiwa-peristiwa berikut ini:

  1. Interval PR mengukur waktu dari permulaan depolarisasi atrium sampai pada saat mulainya depolarisasi ventrikel.
  2. Segmen ST merekam waktu dari akhir depolarisasi ventrikel sampai saat mulainya repolarisasi ventrikel.

c. Interval QT mengukur waktu dari mulainya depolarisasi ventrikel sampai pada akhir repolarisasi ventrikel.

clip_image010

12 Sudut Pandang Jantung

· Dalam mempersiapkan penderita untuk ke 12 sadapan EKG itu, dua elektroda ditempatkan pada pergelangan tangan dan dua elektroda lagi pada pergelangan kakinya.

· Pemasangan ini merupakan dasar bagi enam sadapan ekstrimitas, yang terdiri dari tiga sadapan standar dan tiga sadapan tambahan (augmented).

· Juga ditempatkan enam sadapan melintang dada, sehingga terbentuk enam sadapan prekordial (sadapan dada).

clip_image012clip_image014

Enam Sadapan Ekstremitas

· Sadapan ekstremitas memandang jantung pada sebuah bidang vertikal disebut sebagai bidang frontal.

· Untuk menghasilkan ke enam sadapan pada bidang frontal tersebut, setiap elektrode secara berubah-berubah ditandai positif atau negatif.

· Ketiga sadapan standar ektremitas ditetapkan sebagai berikut:

  1. Sadapan I dibentuk dengan membuat lengan kiri positif dan lengan kanan negatif. Sudut orientasinya adalah 0o
  2. Sadapan II dibentuk membuat kedua kaki positif dan lengan kanan negatif. Sudut orientasinya 60o
  3. Sadapan III dibentuk membuat kedua kaki positif dan lengan kiri negatif. Sudut orientasinya 120o

· Ketiga sadapan tambahan (augmented) ditetapkan sebagai berikut:

1. Sadapan AVL dibentuk dengan membuat lengan kiri positif dan anggota lainnya negatif. Sudut orientasinya -30o

2. Sadapan AVR dibentuk dengan membuat lengan kiri positif dan ekstremitas yang laionnya negatif. Sudut orientasinya -150o

3. Sadapan AVF dibentuk dengan membuat kaki positif dan ekstremitas lainnya negatif.

clip_image016

· Sadapan II, III, dan AVF disebut sebagai sadapan inferior sebab sadapan ini paling efektif menilai permukaan inferior jantung.

· Sadapan I dan AVL disebut sebagai sadapan lateral kiri sebab sadapan ini mempunyai pandangan terbaik untuk dinding lateral kiri jantung

clip_image018

Enam Sadapan Prekordial

· Sadapan ini disusun menyilang dada pada suatu budang horizontal.

· Sadapan yang terletak pada bidang frontal menggambarkan gerakan listrik itu ke atas, ke bawah, ke kanan, dan ke kiri, sedangakan sadapan prekordial merekam gambaran tadi ke arah anterior dan ke posterior.

· Keenam elektroda positif tadi, membentuk sadapan prekordial V1 sampai V6 dan ditelakkan sebagai berikut:

1. V1 diletakkan di ruang interkostal keempat di sebalah kanan sternum.

2. V2 diletakkan di ruang interkostal keempat di sebelah kiri sternum.

3. V3 diletakkan di antara V2 dan V4

4. V4 diletakkan di ruang interkostal kelima pada garis midklavikula.

5. V5 diletakkan di antara V4 dan V6

6. V6 diletakkan di ruang interkostal kelima pada garis midaksila.

clip_image020clip_image022

· Sadapan V1 dan V2 terletak tepat di atas ventrikel kanan, V3 dan V4 di atas septum intervetrikular dan V5 dan V6 di atas ventrikel kiri.

Sadapan

Kelompok

V1, V2, V3, V4

Anterior

I, AVL, V5, V6

Lateral kiri

II, III, AVF

Inferior

AVR

-

Evaluasi Sistematik EKG

1. Irama (rythm)

• Irama jantung `yang normal disebut sinus rhythm karena irama ini dihasilkan oleh impuls elektrik yang dibentuk didalam SA node.

• Sinus rhythm adalah sangat utama tetapi tidak mutlak.

• Aksis gelombang P sinus rhythm antara 30o dan 75o.

• Kelainan aksis gelombang P biasanya disertai dengan kelaianan interval PR yang memendek. Bagaimanapun, interval PR yang pendek dalam tampilan aksis gelombang P memberi kesan adanya kelainan jalur konduksi.

2. Laju (rate) dan keteraturan (regularity)

  • Gelombang P dan kompleks QRS digunakan untuk menerangkan laju jantung dan keteraturannya.

3. Morfologi gelombang P

  • Kontur: normalnya mulus dan monofasik pada semua sadapan kecuali V1 atau kadangkala V2.
  • Mengarah ke atas atau positif gelombang P normalnya terlihat pada sadapan I, II, aVL, aVF, V4-V6 dan mengarah ke bawah pada sadapan aVR.
  • Gelombang P pada sadapan III bisa mengarah ke atas ataupun ke bawah.
  • Durasi gelombang P normalnya dibawah 0,12 detik.

· Amplitude maksimal normalnya tidak lebih dari 0,2 mV.

clip_image024

Keterangan: Vektor depolarisasi atrium mengarah ke kiri dan inferior. Oleh karena itu, sadapan I akan merekam gelombang positif, AVR merekam gelombang negatif, dan sadapan III merekam gelombang bifasik

clip_image026

Keterangan: Depolarisasi atrium pada bidang horizontal. V1 merekam gelombang bifasik, dan V6 merekam gelombang positif

4. Interval PR

  • Interval PR mengukur waktu yang dibutuhkan impuls elektrik dari mulainya depolarisasi atrium sampai permulaan depolarisasi ventrikel.
  • Durasi normalnya 0.11-0.20 detik
  • Variasi interval PR dalam laju denyut jantung, bisa lebih cepat atau lebih lambat.

clip_image028

5. Morfologi Kompleks QRS

  1. Gelombang Q

· Adanya gelombang Q di sadapan V1, V2, dan V3 menandakan adanya kelaianan.

· Tidak adanya gelombang Q kecil pada sadapan V5 dan V6 menandakan adanya kelainan.

· Gelombang Q ukurannya bervariasi, normal pada sadapan III dan aVR.

· Pada sadapan lain, normal gelombang Q sangat kecil (dibawah 0,04 detik dan voltagenya dibawah 25% dari gelombang R).

  1. Gelombang R

· Gelombang R positif normalnya meningkat pada amplitude dan durasinya dari sadapan V1 hingga V4 atau V5.

· Tidak adanya tampilan normal gelombang R menandakan kelainan.

clip_image030

Keterangan: Depolarisasi ventrikel yang tampak pada sadapan I, II, dan aVR. Sadapan I merekam gelombang Q kecil yang sesuai dengan depolarisasi septum dan gelombang R yang tinggi. Sadapan II juga merekam gelombang R yang tinggi dan, agak jarang, gelombang Q yang kecil. Kompleks QRS pada sadapan aVR juga merupakan gelombang negatif yang dalam.

  1. Gelombang S

Gelombang S harus besar pada V1 dan semakin mengecil pada V6.

  1. Ratio amplitude R/S pada V1 dan V2 normalnya dibawah 1 mV.

R pada V5 atau V6 + S pada V1 atau V2 tidak lebih besar dari 35 mm.

clip_image032

Keterangan: Depolarisasi ventrikel pada sadapan-sadapan prekordial

  1. Durasi kompleks QRS (interval QRS)

· Jarak normalnya 0.07 detik hingga 0.11 detik (dibawah 0.12 detik).

· Interval QRS tidak pada jarak tersebut menandai adanya kelainan.

clip_image034

  1. Amplitude kompleks QRS

Kelianan kompleks QRS ketika ampilitudonya tidak lebih dari 0,5 mV pada setiap sadapan ekstrimitas dan tidak lebih dari 1,0 mV pada setiap sadapan prekordial.

  1. Aksis kompleks QRS

· Aksis normal: antara –30o dan +90o

· Deviasi aksis kanan (RAD): antara +90o dan ± 180o

· Deviasi aksis kiri (LAD): antara –30o dan –120o

clip_image036

6. Morfologi Segmen ST

  1. Segmen ST menunjukkana waktu antara akhir depolarisasi ventrikel sampai pada permulaan repolarisasi ventrikel.
  2. Lokasi normal segmen ST segaris horizontal dengan segmen PR.
  3. Variasi-variasi normal: Sedikit upsloping, downsloping, atau penurunan horizontal.
  4. Segment ST bias berubah bila terjadi pemanjangan kompleks QRS.

clip_image038

7. Morfologi gelombang T

  • Gelombang T positif mengarah pada seluruh sadapan kecuali aVR (negative) dan V1 (bifasik).

· Gelombang T normalnya tidak melebihi 0,5 mV pada sadapan ektrimitas atau 1,5 mV pada sadapan prekordial.

clip_image040

Keterangan: Repolarisasi ventrikel menghasilkan gelombang T pada EKG. Gelombang T biasanya positif pada sadapan-sadapan yang menghasilkan gelombang R tinggi.

8. Morfologi gelombang U

· Gelombang U tidak terlihat atau terlihat sebagai gelombang kecil yang mengikuti gelombang T dan lebih mencolok pada sadapan V1 dan V2.

· Peningkatan gelombang U menunjukkan kemungkinan adanya hipokalemi.

9. Interval QTc

  • Interval QT mengukur jarak waktu pengaktifan dan pengembalian elektrikal miokardium ventrikel.
  • Menurunnya interval QT ketika peningkatan laju denyut jantung meningkat dan oleh karena itu harus di koreksi untuk laju jantung (interval QTc).
  • QTc= QT/Öinterval RR’ (dalam detik)

Batas atas QTc 0.46 detik (sedikit memanjang pada perempuan)

· Interval QT bervariasi antara sadapan yang berbeda.

clip_image042

Keterangan: Interval Qt kira-kira sepanjang 40% dari setiap siklus jantung (interval R-R’). bila denyut jantung semakin cepat, interval QT semakin pendek. Pada gambar B, denyut jantung jauh lebih cepat daripada di gambar A, dan interval QT juga jauh lebih singkat (kurang dari satu setengah kotak dibandingkan dengan dua kotak penuh)

Irama Jantung

· Normal irama jantung, diawali oleh depolarisasi nodus sinus, yang kita tau sebagai irama sinus.

· Irama sinus terjadi jika:

  1. Setiap gelombang P yang diikuti oleh QRS
  2. Setiap QRS yang diawali oleh gelombang P
  3. Gelombang P mengarah positif pada sadapan I, II, dan III
  4. Interval PR lebih besar dari 0,12 detik (tiga kotak kecil)

· Jika irama jantung pada irama sinus antara 60 – 100 bpm adalah normal irama sinus.

· Jika lebih dikecil dari 60 bpm, iramanya sinus bradikardia; jika lebih besar dari 100 bpm, iramanya sinus takhikardia.

Frekuensi Jantung

· Frekuensi jantung didefinisikan sebagai jumlah denyut permenit

· Aksis horizontal pada EKG menggambarkan waktu.

· Jarak antara setiap kotak tipis (satu kotak kecil atau 1mm) sama dengan 0,04 detik dan jarak antara setiap kotak tebal (satu kotak besar atau 5 mm) sama dengan 0,2 detik, oleh karena itu lima kotak besar sama dengan 1 detik.

· Cara yang paling tepat mengukur frekuensi jantung adalah dengan mengukur interval R-R (jarak satu denyut).

· Interval R-R adalah jarak sari satu gelombang R ke gelombang R berikutnya.

· Ketika mengukur interval R-R, ambilah permulaan satu kompleks QRS, dan hitung jumlah kotak kecil sampai permulaan kompleks QRS berikutnya, lalu bagilah 1500 dengan jumlah yang didapat.

· Metode menghitung frekuensi jantung ini valid jika frekuensi jantung teratur.

 Frekuensi jantung (bpm) = 1500 .

Jumlah kotak kecil

clip_image045

Keterangan: sekitar 60 denyut per menit

clip_image047

Keterangan: (A) Takikardi sinus. Setiap denyut berjarak 2½ kotak besar dengan frekuensi 120 denyut per menit. (B) Bradikardi sinus. Masing-masing denyut berjarak lebih dari tujuh kotak besar, dan frekensinya 40-50 denyut per menit.

Bila interval R-R tidak teratur, cara terbaik memperkirakan frekuensi jantung adalah dengan menghitung jumlah kompleks QRS dalam blok waktu 6 detik dan mengkalikan jumlah ini dengan 10, hasilnya adalah frekuensi jantung dalam denyut permenit

 Frekuensi jantung = Jumlah kompleks QRS dalam 3 detik x 20

clip_image050

Keterangan: Dalam 3 detik terdapat 5 kompleks QRS maka frekuensinya 100 denyut per menit

Interval PR Panjang: Blok Antrioventrikular Derajat 1

· Penyakit nodus AV melambatkan konduksi melalui nodus AV.

· Komduksi lambat melalui nodus AV memperpanjang interval PR sampai lebih besar dari 0,20 detik, hal ini sidebut blok AV derajat 1.

· Penyebab yang lazim blok AV derajat 1 meliputi iskemia, tosisitas obat dan penyakit degeneratif.

clip_image052

0 comments:

Post a Comment

Untuk Inovasi dan Kreativitas Penulis. Karena Pembaca yang bijak selalu Meninggalkan Pesan Perubahan dan Perbaikan Penulis. Diisi ya..^^