Tuesday, December 6, 2011

Tak Ada Betadine, Kopipun Jadi


clip_image002
clip_image003Kehidupan manusia takkan pernah terlepas dengan yang namanya kecelakaan. Apakah sifatnya kecelakaan yang mengancam nyawa atau bahkan kecelakaan yang sifatnya minor (kecil). Kecelakaan ini sangat mungkin dapat menimbulkan sebuah luka. Luka sendiri sangat banyak jenisnya. Terlepas dari luka yang diakibatkan oleh kecelakaan, banyak sekali jenis luka yang sering kita temukan dikehidupan sehari seperti, luka benda tumpul (misalnya, terjedug, terpukul, atau mungkin terjatuh) dan luka benda tajam (misalnya, tertusuk pisau, tertusuk jarum, dan lain-lain).
Luka sendiri biasanya akan memakan waktu yang cukup lama dalam proses penyembuhannya. Seringkali kita sebagai manusia sangat tidak biasa melihat luka begitu saja terbuka. Potensi untuk terjadinya infeksi sekunder sangatlah mungkin. Infeksi ini selain membuat penyembuhan luka menjadi semakin lama, pun akan menyebabkan rasa yang tidak enak dipandang dan dirasa oleh penderitanya.
Kebiasaan yang terjadi bila kita melihat luka khususnya luka terbuka, maka hal utama yang akan dilakukan adalah mengambil kotak p3k khususnya betadine dan mengoleskannya dibagian luka. Betadine yang kadang ditemukan dengan nama povidone iodine mempunyai kemampuan sebagai mircrobicide atau antiseptic yang bisa digunakan untuk membunuh kuman-kuman yang dapat menyerang daerah luka.
Betadine kerap digunakan sebagai first line use jika terdapat luka, karena kemampuannya yang dapat mencegah infeksi dari kuman-kuman yang ada. Maka dari itu, betadine dijadikan atau digolongkan pada obat-obatan pada pertolongan pertama.
Namun tahukah anda, sebenarnya jika suatu saat betadine ini tidak tersedia di kotak obat p3k kita, masih ada cara lain untuk menangani atau mencegah infeksi pada keadaan luka ?
Betadine bukan satu-satunya obat yang dapat mencegah infeksi pada luka yang terjadi pada suatu bagian tubuh kita. Ternyata hasil penelitian yang dilakukan oleh salah satu guru besar universitas kedokteran Universitas Padjajaran (UNPAD) sekaligus dokter ahli bedah pembuluh darah Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung, menemukan dalam penelitiannya bahwa kopi bisa digunakan sebagai obat pencegah infeksi dan sekaligus mempercepat pengeringan pada saat luka. Tidak hanya luka yang sifatnya karena goresan benda tajam, luka bakar, bahkan luka yang sudah terjadi infeksi pun masih bisa terobati dengan pemberian kopi ini.
Kopi bukan saja sebagai minuman yang digunakan untuk mengusir rasa kantuk saat bekerja dimalam hari. Kopi sangat efektif membasmi bacteri Methicillin Resistant Staphylococcus Aureus (MRSA) yang sering dijumpai pada luka bernanah sebagaimana hal ini pernah diungkapkan oleh Prof. DR. Hendro S Yuwono MD, Ph.D dalam seminarnya.
Eksperimennya dilakukan pada tikus dan marmot yang sengaja dilukai dengan cara dibakar. Hal ini sedikit menunjukkan bahwa tikus yang diobati dengan kopi sementara marmot diobati dengan obat medis untuk luka bakar. Ternyata tikus dapat sembuh dengan baik tanpa ada perbedaan sedikitpun dengan marmot. "Tidak timbul infeksi atau efek samping lainnya," papar Hendro yang mengaku tidak berniat untuk mematenkan hasil temuannya ini.
Bila dibandingkan dengan penggunaan betadine, kopi ini tergolong hampir sama dari segi manfaatnya sebagai antiseptic dan mempercepat pengeringan luka. Hal ini terbukti dari perbandingan antara Povidone iodine 5% (larutan yang biasa dipakai sebagai bahan antiseptik) dengan Kopi, pada uji resistensi. Dan hasilnya povidone iodine 5% dapat menghambat pertumbuhan dengan diameter 25mm, sedangkan kopi 24mm. Dapat disimpulkan bahwa sebenarnya relatif sama dilihat dari segi manfaat dan efeknya.
Sifat kopi yang hampir menyerupai efek betadine pada penyembuhan luka, membuat relatif lebih mungkin dipilih oleh masyarakat. Hanya saja pengetahuan tentang kopi ini belum tersosialisasi secara meluas ke semua komponen masyarakat khususnya Indonesia. Bila dibandingkan dengan harga betadine kopi tergolong obat yang sangat bisa dikatakan lebih murah.
Menurut pemaparan Hendro, sampai saat ini belum ada belum adanya efek samping yang terjadi pada penggunaan kopi sebagai terapi luka. Hanya saja, hasil yang dirasakan oleh penderita ketika kopi ditaburkan ke tempat luka, akan terasa perih, karena ada komposisi asam di dalam kopi yang menyebabkan demikian. Hal ini tidak menjadi kekhawatiran dalam pemberian kopi. Karena menurutnya, dalam keadaan perih sebenarnya zat-zat yang terkadung dalam kopi sedang terjadi proses reaksi yang menyebabkan kuman-kuman di sekitar luka menjadi mati.
Penggunaan kopi dalam penyembuhan luka sangatlah mudah, tinggal ditaburi pada bagian yang terkena luka dan biarkan mongering jangan sampai kebasahan. Kebasahan hanya membuat luka yang seharusnya cepat mongering menjadi sukar untuk mengering. Terlepas dari jenis kopi yang diteliti oleh beliau, semua jenis kopi yang ada bisa digunakan untuk penyembuhan luka.
Sekarang anda tinggal pilih, apakah betadine atau kopikah yang akan digunakan dalam penyembuhan luka yang terjadi. Semuanya memiliki peran yang hampir sama. Kesimpulannya, bila anda terkena luka kopi bisa menjadi alternatif yang baik dalam mengganti betadine.

1 comments:

Untuk Inovasi dan Kreativitas Penulis. Karena Pembaca yang bijak selalu Meninggalkan Pesan Perubahan dan Perbaikan Penulis. Diisi ya..^^