Obat-obat untuk penyakit cardiovascular, khususnya obat untuk gagal jantung (heart failure) memiliki tujuan untuk,
1. Menghilangkan gejala bendungan sirkulasi yaitu dengan meningkatkan kontraktilitas miokard dengan digitalis atau zat-zat inotrofik lain
2. Mengurangi preload dan resistensi perifer (afterload) dengan diuretic dan vasodilator
3. Memperbaiki frekuensi dan irama denyut jantung dengan anti-aritmia
DIGITALIS
Merupakan tanaman obat yang mengandung glikosida jantung yang sudah dikenal sejak jaman Mesir kuno. Dalam dunia kedokteran modern, kegunaan digitalis ini telah dikukuhkan sebagai obat oleh William Withering (1875).
Digitalis yang sering digunakan berasal dari daun Digitalis purpurea. Digitalis merupakan glikosida alami yang terdiri atas steroid, cincin lacton, dan beberapa molekul heksosa. Rumus bangun dari prototip glikosida jantung, glikoksin. Gabungan steroid dengan cincin lakton dinamai aglikon (genin) yang merupakan gugus aktif, sedangkan 1-4 gugus gula yang terikat pada aglikon menentukan kelarutan glikosida tersebut dalam air dan lemak.
Farmakodinamik
1. Sifatnya adalah inotrofik positif yang mampu meningkatkan kekuatan kontraksi miokardium
2. Menyebabkan perlambatan denyut ventrikel pada fibrilasi dan flutter atrium, dan pada dosis toksis menimbulkan disritmia
3. Efek secara tidak langsung pada pembuluh darah dapat menyebabkan aktivitas mekanik dan listrik jantung serta resistensi dan daya tamping pembuluh darah
4. Secara tidak langsung mengubah aktivitas otonom dan keseimbangan hormonal yang dapat mempengaruhi cardiovascular
EFEK LANGSUNG
1. Kontraktilitas miokardium
a. Meningkatkan kontraksi otot jantung sesuai dengan besarnya dosis (dose dependent positive inotropik effect)
b. Meningkatkan kekuatan tegangan otot
c. Meningkatkan kecepatan timbulnya tegangan dan memperpendek waktu yang diperlukan untuk mencapai puncak tegangan
d. Meningkatkan tegangan isometric yang tergantung pada kondisi awal otot jantung
e. Mekanisme kerja
Efeknya didasarkan pada dua hal yaitu,
1) Penghambatan enzim Na-K ATPase yang terikat di membrane sel miokardium dan berperan dalam mekanisme pompa Na
Penghambatan aktivitas enzim ini menyebabkan terhambatnya pertukaran K ekstrasel dan Na intrasel dan menurunnya kadar K intrasel. Peningkatan Na intrasel ini yang menyebabkan inotropik positif, pertukaran Ca intrasel dan Na Ekstrasel terhambat sehingga Ca intrasel akan meningkat.
2) Peningkatan arus masuk lambat pada potensial aksi yang merupakan arus masuk Ca2+ ke intrasel
EFEK TIDAK LANGSUNG
1. Aktivitas listrik
a. Mempengaruhi aktivitas saraf otonom dan sensitivitas jantung terhadap neurotransmitter saraf. Penurunan frekuensi sinus oleh digitalis (efek kronotrofik negative) karena penurunan efek vagal dan penurunan tonus simpatis secara reflex.
b. Pada dosis rendah efek parasimpatomimetik lebih menonjol
c. Pada dosis toksis meningkatkan simpatik outflow
EFEK TERHADAP BERBAGAI GANGGUAN IRAMA JANTUNG
1. Kerja digitalis pada fibrilasi atrium
a. Masa refrakter efektif nodus AV diperpanjang oleh digitalis, karena meningkatkan tonus vagus dan juga oleh efek anti-adrenergik. Efek dari hal ini dapat menurunnya kecepatan ventrikel yang seringkali disertai dengan perbaikan fungsi ventrikel.
b. Menurunkan denyut ventrikel melalui kerja tak langsung yang diperantarai oleh asetillkolin dengan memperpendek masa potensial aksi dan masa refrakter efektif serabut atrium
2. Kerja digitalis pada atrial flutter
a. Efek digitalis ini dengan kombinasi penggunaan atropine sebelumnya dapat memperlambat frekuensi gelepar dan mengembalikan denyut ke irama sinus normal
b. Bila n. vagus dihambat, digitalis akan meningkatkan masa refrakter diperpanjang, bila tak dihambat masa refrakter efektif diperpendek
FARMAKOKINETIK
1. Absorbs
Penyerapan digoksin per oral agak bervariasi dan sangat ditentukan oleh jenis sediaan yang digunakan, adanya makanan serta waktu pengosongan lambung. Absorbs paling baik pada sediaan dengan zat hidroalkoholik sebagai vehiculum
a. Penyerapan digoksin dihambat oleh adanya makanan dalam saluran cerna, melambatnya pengosongan lambung dan adanya sindrom malabsobsi
b. Digoksin diubah dalam jumlah banyak menjadi 2-hidroksidigoksin oleh mikroorganisme usus
c. Waktu paruh obat dalam tubuh adalah 1 sampai 2 hari
d. Penyerapan digitoksin lebih sempurna (90-100 %) daripada digoksin karena lebih larut dalam lemak
2. Distribusi
a. Distribusi glikosida berlangsung lambat, karena distribusinya luas
b. 25% digoksin terikat pada protein plasma, sedangkan digitoksin lebih dari 95%
c. Didistribusikan ke hampir semua jaringan, termasuk eritrosit, otot skelet, dan jantung
d. Keadaan seimbang kadar dalam jaringan jantung 15-30 kali lebih tinggi daripada kadar dalam plasma, sementra kadar dalam otot skelet setengah kadar dalam jantung.
e. Waktu untuk mencapai kadar puncak pada jantung dan plasma biasanya kurang dari waktu yang diperlukan untuk efek maksimal karena efek maksimal baru timbul 1 jam atau lebih setelah dicapai kadar maksimal di jantung
3. Eliminasi
a. Digoksin dieliminasi utama melalui ginjal
b. Pada sebagian kecil populasi penderita, dibentuk metabolit inaktif yatu dihidrodigoksin
c. Waktu eliminasi digoksin rata-rata adalah 1,6 hari, dan sangat ditentukan fungsi ginjal
EFEK SAMPING
Efek toksis digitalis terhadap aktivitas mekanik dapat diabaikan, tetapi efek toksis terhadap irama jantung dapat berbahaya.
1. Kadar toksis dapat menyebabkan perlambatan konduksi AV, sampai blok AV total
2. Merusak konduksi atrium dan memperpanjang gelombang P
3. Gejala saluran cerna
Anoreksia, nausea dan muntah
4. Gejala neurologic
Sakit kepala, letih, lesu dan pusing
5. Penglihatan
Menyebabkan kabur, chromatopsia (penglihatan warna dapat terganggu biasanya pada wakna kuning dan hijau)
SEDIAAN DAN POSOLOGI
0 comments:
Post a Comment
Untuk Inovasi dan Kreativitas Penulis. Karena Pembaca yang bijak selalu Meninggalkan Pesan Perubahan dan Perbaikan Penulis. Diisi ya..^^